Sabtu, 24 April 2010

Keterbukaan Diri (Self Disclosure)


BAB II
PEMBAHASAN

A.      ARTI DAN PENTINGNYA KETERBUKAAN DIRI
Pembukaan diri atau self-disclosure adalah mengungkapkan reaksi atau tanggapan kita terhadap situasi yang sedang kita hadapi serta memberikan informasi tentang masa lalu yang relevan atau berguna untuk memahami tenggapan kita di masa kini (Jhonson, 1981).
Membuka diri tidak sama dengan mengungkapkan detail-detail intim dari masa lalu kita. Mengungkapkan hal-hal yang sangat pribadi di masa lalu kita dapat menimbulkan perasaan intim untuk sesaat. Menurut Jhonson (1981), pembukaan diri memiliki dua sisi, yaitu: bersikap terbuka kepada yang lain dan bersikap terbuka bagi yang lain. Kedua proses yang dapat berlangsung secara serentak itu apabila terjadi pada kedua belah pihak akan membuahkan relasi yang terbuka antara kita dan orang lain.
Menurut Jhonson (1981), bebarapa manfaat dan dampak pembuakaan diri terhadap hubungan antar pribadi adalah sebagai berikut:

1.       Pembukaan diri merupakan dasar bagi hubungan yang sehat antara dua orang.
2.       Semakin kita bersikap terbuka kepada orang lain, semakin orang lain tersebut akan menyukai diri kita. Akibatnya, ia akan semakin membuka diri kepada kita.
3.       Orang yang rela membuka diri kepada orang lain terbukti cenderung memiliki sifat.
4.       Membuka diri kepada orang lain merupakan dasar relasi yang memungkinkan komunikasi intim bail dengan diri kita sendiri maupun dengan orang lain.
5.       Membuka diri berarti bersikap realistik. Maka, pembukaan diri kita haruslah jujur, tulus dan autentik.

B.      KETERBUKAAN DIRI DAN KEINSAFAN DIRI
Keinsafan diri merupakan langkah pertama kearah pemahaman diri dan pembuatan keputusan apakah kita berniat mengubah pola prilaku tertentu yang kita miliki kini, ke arah pola prilaku baru yang lebih efektif. Ada dua cara untuk menjadi lebih memahami diri sendir, yaitu:
Pertama, “mendengarkan” diri kita sendiri agar mengenal bagaimana perasaan dan reaksi kita, serta apa yang menyebabkan perasaan dan reaksi kita itu. Caranya, dengan mengungkapkan perasaan dan reaksi kita itu kepada seseorang yang kita percaya.  
Kedua, dengan meminta umpan balik dari orang lain tentang pandangan mereka terhadap diri kita dan bagaimana reaksi mereka terhadap perilaku kita.
Joe Luft dan Harry Ingham melukiskan diri kita ibarat sebuah ruangan berserambi empat yang mereka sebut “jendela”.
Serambi pertama berisi hal-hal  yang kita ketahui dan diketahui dengan orang lain, disebut dengan “Daerah Terbuka”. Serambi kedua berisi hal-hal yang tidak kita ketahui namun, diketahui oleh orang lain, maka disebut dengan “Daerah Buta”. Serambi ketiga berisi hal-hal yang kita ketahui, namun tidak diketahui oleh orang lain, maka disebut “Daerah Tersembunyi”. Serambi ke-empat berisi hal-hal yang tidak diketahui baik oleh diri kita sendiri, maupun oleh orang lain, dan disebut “Daerah Tak Sadar”,  (Jhonson, 1981).

C.      PEMAHAMAN DIRI BERKAT UMPAN BALIK DARI ORANG LAIN
Umpan balik dari orang lain yang kita percaya memang dapat meningkatkan pemahaman diri kita, yakni membuat kita sadar pada aspek diri serta konsekuensi prilaku kita yang tidak pernah kita sadari sebelumnya (Jhonson, 1981).
Tujuan dari umpan balik adalah memberikan informasi konstruktif untuk menolong kita menyadari bagaimana perilaku kita dipersepsikan oleh orang lain dan mempengaruhinya. Umpan balik yang paling bermanfaat adalah yang mampu menunjukkan kepada kita bahwa perilaku kita tidak atau belum se-efektif sebagaimana kita harapkan, sehingga kita dapat mengubahnya agar lebih efektif.
Sebaliknya, kita memberikan umpan balik kepada orang lain apabila kita mengungkapkan cara kita menanggapi perilakunya, sangat penting diperhatikan agar cara kita memberikan umpan balik jangan sampai bersifat menyerang atau menyinggung perasaan si penerima, sebab hal itu akan membuatnya defensif atau menutup diri.  

D.      KEEFEKTIFAN HUBUNGAN ANTARPRIBADI
Keefektifan Hubungan Antarpribadi adalah taraf seberapa jauh akibat dari tingkah laku kita sesuai dengan yang kita harapkan. Jika kita berinteraksi dengan orang lain, biasanya kita ingin menciptakan dampak tertentu, menciptakan kesan tertentu, atau menimbulkan reaksi perasaan tertentu dalam diri orang lain tersebut .
Keefektifan kita dalam hubungan antarpribadi ditentukan oleh kemampuan kita untuk mengkomunikasikan secara jelas apa yang ingin kita sampaikan, menciptakan kesan yang kita inginkan, atau mempengaruhi orang lain sesuai dengan kehendak kita.
Kita dapat meningkatkan keefektifan kita, dalam hubungan antarpribadi dengan cara berlatih mengungkapkan maksud-keinginan kita, menerima umpan balik tentang tingkah laku kita, dan memodifikasi tingkah laku kita sampai orang lain mempersepsikannya sebagaimana kita maksud.

PENUTUP

Demikianlah presentasi makalah dari kelompok kami tentang “ Keterbukaan Diri”, semoga bermanfaat dan menjadi acuan kepada kami pemakalah dan umumnya kepada peserta diskusi.
Kurang dan lebihnya kami mohon maaf,  apabila ada kesalahan dalam penulisan maupun penyampaiannya.

REFERENSI

                Supratiknya. A, Dr. (1995). Komunikasi Antarpribadi,  Yogyakarta, Penerbit Kanisius.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar