Sabtu, 12 Desember 2009

Hubungan Perkembangan Teknologi Komunikasi Dengan Penyiaran Islam, Serta Strategi Penyiaran Islam Dengan Memanfaatkan Teknologi Komunikasi

PENDAHULUAN

Komputer mengandung kemungkinan riil untuk menjadi seperti Tuhan, dan dengan demikian melanggar konsep Islam (tauhid). Siapa lagi yang memerlukan tuhan jika komputer dengan otak supernya dan dengan daya prosesnya yang luar biasa menjadi pemelihara dan penopang masyarakat? Sistem-sistem yang termonitori oleh komputer juga melanggar nilai-nilai lain matriks konseptual islam. Sistem itumenggerogoti gagasan Khilafah: jika seluruh aspek masyarakat dikendalikan oleh komputer, maka manusia tidaklagi diperlukan, dan fungsi kekhilafahannya menjadi khayali.

TEKNOLOGI KOMUNIKASI DAN INFORMASI SERTA ETIKA ISLAM
Oleh : Abdul Muzhive El-Hasan

Islam adalah agama dakwah. Setiap umat islam yang telah aqil balig wajib berdakwah sesuai kemampuan masing-masing (Q.S. An-Nahl : 125). Dalam pelaksanaan dakwah harus dimanfaatkan hasil kemapuan sains dan teknologi modern demi mencapai hasil yang baik.
Media elektronik terutama televisi dan radio merupakan salah satu contoh hasil kemajuan teknologi komunikasimodern yang dapat dijadikan sebagai media penyiaran agama Islam. Peranan televisi dan radio sebagai media penyaiaran agama islam dewasa ini dipandang sangat penting sejalan semakin banyaknya peminat kedua jenis media elektronik tersebut.
Aspek-aspek determinitis suatu masyarakat yang dikuasai oleh komputer yang mengandung resiko sangat besar bagi dunia muslim, sebab ia melanggar konsep pokok islam (tauhid). Dalam masyarakat semacam itu tidak ada tempat bagi satu tuhan yang maha kuasa, sebab segala sesuatu dapat ditentukan, diperkirakan, dan sempurna menurut definisi. Selain itu masyarakat seperti itu akan mengikis keragaman budaya, dan tidak mengakui, apalagi mengizinkan cara-cara berfikir dan bertindak yang non-linier.
Jika proses memperoleh ilmu pengetahuan disusutkan hanya menjadi manipulasi informasi secara klinis, maka ilmu tidak lagi menjadi suatu kebajikan. Ia bukan lagi merupakan suatu ibadah, tetapi lebih kepada suatu pencarian mekanis, dengan tunduk kepada pembatasan-pembatasan yang diterapkan oleh sebuah desain komputer yaitu “tirani kode”, maka cara berpikir dan cara memecahkan masalah yang lain tersingkirkan atau lalai sama sekali.
Di dalam aspek positif teknologi informasi terdapat banyak perangkap yang harus kita sadari. Aspek pertama “Mengendalikan”, keutungan teknologi informasi akan dipetik oleh mereka yang berhasil mengendalikan teknologi tersebut. Dengan demikian, tidak banyak manfaatnya memiliki program-program canggih untuk membangun jaringan komunikasi untuk menghubungkan desa-desa terpencil, jika tergantung kepada Negara industri, maka kebijakan hanya berpengaruh kepada ketergantungan.
Aspek kedua “Ketidak Layakan” . Teknologi yang lahir di barat cenderung mengarah kepeningkatan elemen desktruktif dan elemen pengendalian atau secara spesifikasi sesuai untuk digunakan oleh konsumen barat. Inilah alasan penting,mengapa dunia muslim harus mengembangkan kemampuan sendiri di dalam bidangteknologi“mikro-elektronik”. Negara-negara industri bukan hanya mempertahankan dominasi ekonomi dan politik, tetapi mereka juga akan merongrong dan menaklukan dunia muslim.
Jika kita menela’ah komunikasi dari sudut pandang penerapan, maka sampailah kita kepada tiga kesadaran, yaitu:

1. Kita menyadari bahwa kita adalah penerima yang berkomunikasi
2. Kita menyadari bahwa kita selalu bisa memahami bentuk
3. Kita menyadari bahwa kita hanya bisa memahami dalam bataspengalaman kita
    sendiri

Dari ketiga poin diatas menjelaskan bahwa, komunikasi menuntut penerimanya. Ia menuntutnya untuk terlibat, untuk melakukan sesuatu, untuk menjadi sesuatu, dan untuk mempercayai sesuatu. Selain itu komunikasi menimbulkan motivasi, jika komunikasi sesuai dengan harapan dan aspirasi, etika, nilai, maksud dan tujuan penerimanya. Maka ia sangat berpengaruh.

MEMPROMOSIKAN KOMUNIKASI ILMU DAN TEKNOLOGI

Negara-negara Muslim mutlak perlu mengembangkan dan mempromosikan sumber-sumber tradisional komunikasi,seperti:jurnal ilmiah dan pendirian jaringan-jaringan informasi yang kecil dandirancang secara spesifik untuk menyatukan dan mengajukangagasan antara para ilmuan dan intelektual muslim.
Dewasa ini dunia muslim sangat kekurangan jurnal-jurnal ilmiah. Oleh karena itu dunia muslim dituntut untuk menerbitkan sejumlah besar jurnal primer dan skunder yang dikhususkan untuk para ilmuan serta intelektual muslim untuk melayani dunia muslim. Jurnal ilmiah barat telah terbukti kreatifitasnya ditunjukkan kepada negara-negara industri, karena negara industri telah terbiasa membaca jurnal tersebut.
Para ilmuan muslim mengalami kesulitan untukmenerbitkan karya-karya mereka dengan alasan:

1. Sebagian besar jurnal itu mengkhususkan diri dalam bidang yang terperinci,
dan tidak global serta sedikit pengecualian yang berada diluar wilayah
kekuasaanpara ilmuan di negri-negri Muslim.
2. Untuk jurnal yang meliputi sejumlah masalah disiplin ilmiah, seperti “alam”
dan “sains” serta problematika di negara muslim tidak relevan, oleh karena
itu jurnal tersebut tidak dimuat (dilampirkan).
3. Sebagian besar jurnal untuk mempublikasikan diperlukan pembayaran dengan
mata uang yang stabil.

Dengan demikian, dunia muslim tidak perlu mengembangkan suatu sistem komunikasi internal untuk sains dan gagasan, dunia muslim harus tetap menerbitkan jurnal-jurnal yang berkualitas tinggi, karena sangat diperlukan oleh komunitas ilmiah di dunia Muslim.
Selain itu jurnal-jurnal yang berkualitas tinggi sangat diperlukan di dunia muslim dalam semua bidang ilmu, dari antropologi sampai zoology. Sejumlah jurnal seperti itu yang mengupas sisi-sisi teoretis dan praktis ilmu alam, sosial dan humaniora akan mengangkat moral para ilmuan dan sarjana sepenuhnya mengubah kualitas serta pengetahuan di dunia muslim.

BERDAKWAH LEWAT INTERNET

Teknologi pada masa sekarang ini telah merambah ke seluruh urat nadi kehidupan. Dengan keberadaan teknologi, harusnya bisa kita manfaatkan sebagai sarana berdakwah demi kepentingan agama. Misalnya untuk menyiarkan ceramah, kajian, hasil riset, dialog, maupun acara-acara yang bermanfaat. Teknologi juga dapat dimanfaatkan untuk kepentingan di bidang informasi, misalnya dengan menulis di surat kabar, majalah, buletin, buku-buku Islam, maupun membuat website yang memiliki konten Islami.
Salah seorang pakar komunikasi mengatakan, “Dakwah bilqalam adalah dakwah melalui media cetak, mengingat kemajuan teknologi informasi yang memungkinkan seseorang berkomunikasi secara intens dan menyebabkan pesan dakwah bisa menyebar seluas-luasnya, maka dakwah lewat tulisan mutlak dimanfaatkan oleh kemajuan informasi. ”Artinya dakwah bilqalam bisa dilakukan oleh kita semua, yang penting dalam dakwah lewat tulisan ini adalah materi (content) yang akan kita sampaikan sesuai dengan kaidah Islam, dengan tanpa mengabaikan unsur seni tulisan yang indah dibaca dan menarik.
Pada era sekarang, di mana internet sudah mulai menjamur, maka kita juga perlu memanfaatkan internet untuk sarana dakwah. Dahulu, pada saat internet pertama kali diperkenalkan oleh para ilmuan Barat, hampir kebanyakan tokoh Islam merasa curiga dan khawatir akan efek dari temuan teknologi tersebut. Namun pemikir Islam dari Syria Dr. Muhammad Sa’id Ramadhan Al-Buthi berkata, “Ternyata jaringan internet yang hampir menelan seluruh penjuru dunia adalah merupakan lahan luas yang disitu bertebaran podium-podium yang menyuarakan kepentingan Islam dengan memperkenalkan, mengajak (dakwah), membela dan memecahkan berbagai problema.”
Dakwah melalui jaringan internet sangat efektif dan potensial dengan berbagai alasan, diantaranya pertama mampu menembus batas ruang dan waktu dalam sekejap dengan biaya dan energi yang relatif terjangkau. Kedua, pengguna jasa internet setiap tahunnya meningkat drastis, ini berarti berpengaruh pula pada jumlah penyerap misi dakwah. Ketiga, para pakar dan ulama yang berada di balik media dakwah via internet bisa lebih konsentrasi dalam menyikapi setiap wacana dan peristiwa yang menuntut status hukum syar’i. Keempat, dakwah melalui internet sudah menjadi salah satu pilihan masyarakat. Berbagai situs dapat dipilih materi dakwah yang disukai. Kelima, cara penyampaian yang variatif telah membuat dakwah via internet bisa menjangkau segmen yang luas.
Seorang muslim dapat memanfaatkan internet dan menggunakannya untuk kepentingan agama dengan melakukan hal-hal berikut ini:

1. Mengajak orang-orang non muslim untuk masuk Islam dengan cara menjelaskan hakekat dan keistimewaan
Islam melalui forum-forum yang tersedia maupun melalui situs-situs.
2. Membantah syubhat yang menyudutkan Islam.
3.Mengakses informasi terkini berupa berita, fatwa, dan di segala bidang keagamaan, kemudian menyebarkannya untuk memberi motivasi kepada orang lain untuk berbuat baik dan menjauhi perbuatan hina.
4. Menyelenggarakan forum-forum diskusi keagamaan. Hal ini sudah dibuktikan memiliki dampak yang sangat efektif.
5. Mendirikan situs khusus untuk perempuan. Di situs tersebut berisi tentang segala urusan perempuan, forum untuk diskusi, dan tanya jawab seputar perempuan.
6. Memotivasi para pengguna internet untuk melaksanakan perintah-perintah Allah dan Rasulullah
7. Menautkan kehidupan ini dengan ajaran-ajaran Islam dengan cara memberi kepahaman kepada para pengguna internet tentang keberadaan Allah, perintah dan larangan Allah, serta surga dan neraka.
8. Memberi dukungan terhadap seluruh kegiatan Islam yang dilakukan di situs-situs, forum-forum, ataupun ruang diskusi.
9. Mengingatkan tentang keutamaan mengerjakan amal-amal kebaikan, misalnya keutamaan membaca surat Yasin, membaca shalawat, bersedekah, dan lain sebagainya.
10. Mengusulkan proyek-proyek kebaikan dan proyek-proyek dakwah di forum-forum. Dengan demikian, Anda akan mendapatkan pahala sebagai penunjuk kebaikan.
11. Menulis di situs-situs, forum-forum, atau yang lainnya dengan segala cara, tujuanya untuk berkhidmat kepada Islam dan kaum muslimin.
Mengajak orang kafir untuk masuk Islam dngan mengirimkan e-mail atau berdialog dengan mereka secara baik-baik, atau dengan menampilkan mukjizat-mukjizat yang terkandung pada Al-Qur`an dan Sunah.

MEMPROMOSIKAN KOMUNIKASI ILMU DAN TEKNOLOGI

Negara-negara Muslim mutlak perlu mengembangkan dan mempromosikan sumber-sumber tradisional komunikasi,seperti:jurnal ilmiah dan pendirian jaringan-jaringan informasi yang kecil dandirancang secara spesifik untuk menyatukan dan mengajukangagasan antara para ilmuan dan intelektual muslim.
Dewasa ini dunia muslim sangat kekurangan jurnal-jurnal ilmiah. Oleh karena itu dunia muslim dituntut untuk menerbitkan sejumlah besar jurnal primer dan skunder yang dikhususkan untuk para ilmuan serta intelektual muslim untuk melayani dunia muslim. Jurnal ilmiah barat telah terbukti kreatifitasnya ditunjukkan kepada negara-negara industri, karena negara industri telah terbiasa membaca jurnal tersebut.

Para ilmuan muslim mengalami kesulitan untukmenerbitkan karya-karya mereka dengan alasan:
a) Sebagian besar jurnal itu mengkhususkan diri dalam bidang yang terperinci,
dan tidak global serta sedikit pengecualian yang berada diluar wilayah
kekuasaanpara ilmuan di negri-negri Muslim.
b) Untuk jurnal yang meliputi sejumlah masalah disiplin ilmiah, seperti “alam”
dan “sains” serta problematika di negara muslim tidak relevan, oleh karena
itu jurnal tersebut tidak dimuat (dilampirkan).
c) Sebagian besar jurnal untuk mempublikasikan diperlukan pembayaran dengan
mata uang yang stabil.
Dengan demikian, dunia muslim tidak perlu mengembangkan suatu sistem komunikasi internal untuk sains dan gagasan, dunia muslim harus tetap menerbitkan jurnal-jurnal yang berkualitas tinggi, karena sangat diperlukan oleh komunitas ilmiah di dunia Muslim.
Selain itu jurnal-jurnal yang berkualitas tinggi sangat diperlukan di dunia muslim dalam semua bidang ilmu, dari antropologi sampai zoology. Sejumlah jurnal seperti itu yang mengupas sisi-sisi teoretis dan praktis ilmu alam, sosial dan humaniora akan mengangkat moral para ilmuan dan sarjana sepenuhnya mengubah kualitas serta pengetahuan di dunia muslim.

Tantangan Komunikasi Islam pada Era Globalisasi Informasi
Beberapa tantangan yang dapat diidentifikasi pada era globalisasi dan informasi bagi perkembangan dan pembangunan Kominikasi Islam di masa depan:

 Keberadaan publikasi informasi merupakan sarana efektif dalam penyebaran isu.
 Tantangan tersendiri bagi konsep bangunan komunikasi Islam di masa depan untuk mengeliminir seluruh nilai-nilai komunikasi informasi yang bertentangan dengan nilai luhur Islam.
 Dari sisi pelaksanaan komunikasi informasi, ekspose persoalan-persoalan seksualitas, peperangan dan tindakan kriminal lainnya mendatangkan efek yang berbanding terbalik dengan tujuan komunikasi dan informasi itu sendiri.
 Lemah sumber daya modal maupun kualitas negara-negara Muslim memaksa masyarakat Muslim mengimport teknologi komunikasi informasi dari dunia Barat.

Peluang Pengembangan Komunikasi Islam di Masa Depan
 Bila komponen sasarannya selaras dengan aspek-aspek mutlak, substisional, kultural dan subyektif suatu masyarakat, barulah informasi dapat memberikan sumbangan positif kepada masyarakat itu sendiri.
 Adanya perubahan dari era industri menuju era informasi.
 Pada masa depan komunikasi Islam dapat dikembangkan dengan memperhatikan 7 konsep pokok Islam yang mempunyai kaitan langsung dengan penciptaan dan penyebaran informasi.
 Peluang eksistensi komunikasi Islam di masa depan dapat lewat buku, bahwa buku merupakan inftrastruktur penyebaran informasi dalam rangka menegakkan peradaban Muslim.

STRATEGI PENYIARAN ISLAM DENGAN MEMANFAATKAN TEKNOLOGI KOMUNIKASI

Suatu strategi informasi yang tepat bagi dunia Muslim yang dirancang untuk memenuhi tuntunan abad ke-21 dengan demikian mengandung tujuh butur berikut:'

1) Negri Muslim perlu mendirikan lembaga-lembaga riset . Negri Muslim perlu melahirkan informasi mereka
    sendiri, yaitu negri-negri Muslim harus mengembangkan kecukupan diri yang relevan dan penting maupun
    kemandirian teknologi domestic. Hal ini diwajibkan oleh gagasan Islam seperti hikmah (kebijakan) dan
    Syura (kerja sama untuk kebaikan).

2) Setiap Negri Muslim perlu mengembangkan suatu struktur informasi yang tepat, seperti pusat dokumentasi
    dan perpustakaan Nasional atau pusat informasi khusus sains dan teknologi. Sebuah pusat informasi yang
    menghubungkan para klien dengan sumber-sumber informasi dan sebuah lembaga standart Nasional. Hal
    ini diturunkan dari gagasan Islam isthislah (kepentingan public) dan ‘ijma (consensus).

3) Mendirikan jaringan perpustakaan publik maupun pusat informasi di pedesaan yang dirancang untuk
    memberikan akses informasi dan sapat membantu warga menghadapi masalah sehari-harinya. Hal ini
    diwajibkan oleh gagasan Islam ‘adl (keadilan social) dan istishlah (kepentingan public).

4) Memperhatikan kebutuhan para ilmuan, teknolog dan sarjana Muslim, sebab mereka adalah fondasi
     peradaban Muslim mendatang. Kebutuhan untuk memenuhi kebutuhan cendikiawan akan informasi
     merupakan suatu gagasan ‘ilm (ilmu pengetahuan) dan respect dunia Islam kepada para ulamanya.

5) Untuk memenuhi kebutuhan yang semakin besarnegri-negri Muslim dan para periset serta cendikiawan
    akan informasi, maka perlu mendirikan jaringan informasi Muslim Internasional. Pendirian jaringan-jaringan
    internasional seperti itu didasarkan pada gagasan-gagasan Islam ummah (komunitas Muslim Internasional,
    peradaban Islam) yang akan bertindak sebagai organism terpada dan syura’ (kerjasama untuk kebaikan).

6) Pustakawan dan ilmuan informasi Muslim harus memainkan peranan khusus dalam menghadapi tantangan-
    tantangan Abad informasi. Mereka harus berperan aktif dalam mendorong minat baca dan industry
    penerbitan Muslim. Tanggung jawab pustakan dan ilmuan informasi Muslim menjamin agar informasi dan
    pengetahuan tentang tradisi dan pandangan dunia tradisionalsampai kesetiap warga. Diturunkan dari
    gagasan Islam khalifah (perwalian), amanah serta ummah.

7) Dalam mendirikan struktur informasi nasional, jaringan tersentralisasikan, distributif dan berskala ummah, 
    memberikan informasi ke daerah-daerah pedesaan, dan memajukan industri penerbitan lokal, maka harus
    digunakan teknologi informasi dan komunikasi yang sangat efektif dan secara ekonomi mungkin.

PENUTUP

Kita bisa menyiarkan Islam (berdakwah) melalui sarana apa saja, baik langsung disampaikan bertemu muka, maupun melalui media : surat kabar, TV, radio, internet maupun sarana komunikasi telepon, sms, dll.
Sehingga tujuan menyebarkan agama islam dapat tercapai, atau bahasa yang lebih islami agar dapat menegakkan kalimat La ilaha ilallah wa Muhammadar rasulullah (tiada tuhan selain Allah dan nabi Mumammad adalah utusan Allah). Karena semua muslim yang meyakini ayat-ayat Al-quran dan sunnah Rasul saw, pasti bercita-cita mengakhiri hidupnya dengan khusnul khatimah (dengan akhir yang baik) dan juga bisa bersama-sama Rasul saw disurga, bertemu Allah swt. Insya Allah.
Akhirnya, hanya dengan mengembangkan teknologi-teknologi informasi yang sesuai dan memenuhi kebutuhan-kebutuhan dan criteria nilai yang khaslah, negri-negri Muslim akan dapat bertahandengan integritas dan kemandiriannya di Abad Informasi. Teknologi-teknologi informasi akan bermanfaat bagi masyarakat Muslim hanya jika di produksi dan dikendalikan sepenuhnya oleh mereka. Dikembangkan dengan sutu yang kritis dan seimbang.

DAFTAR PUSTAKA

1) Sardar, Ziauddin, Tantangan Dunia Islam Abad 21, Penerbit Mizan, Bandung: 1992.
2) Hasan Tholhah, Prospek Islam dalam menghadapi Tantangan Zaman, Penerbit: Lantabora Press,  
    Jakarta:2005.
3) Tantangan dan Peluang Komunikasi Islam Pada Era Globalisasi Informasi oleh Moh. Rafiq.
4) www.syafiiakrom.wordpress.com